TANGERANG, sokoguru.id - Takut kalah saing di pasar internasional? PT. CTKI, eksportir shisha charcoal raksasa, ajarkan cara berinovasi dan beradaptasi! Dapatkan inspirasi untuk mengembangkan bisnis UMKM-mu.
Siapa sangka, arang batok kelapa yang terlihat sederhana ternyata memiliki nilai jual tinggi di pasar internasional?
PT. Coco Total Karbon Indonesia (CTKI) telah membuktikan hal ini dengan berhasil mengekspor shisha charcoal hingga 300 ton per bulan ke berbagai negara di dunia.
Awal Mula Kesuksesan
Berdiri sejak tahun 2018, CTKI yang berlokasi di Tangerang, Banten, kini memiliki kapasitas produksi mencapai 10 ton per hari.
"Awalnya kami hanya memproduksi untuk memenuhi permintaan pasar lokal. Namun, seiring berjalannya waktu, kami melihat potensi besar untuk ekspor," ujar Wilson Gosalim, owner CTKI.
Kualitas Unggul Jadi Kunci
Keberhasilan CTKI tidak lepas dari kualitas produk yang mereka jaga dengan ketat.
"Kami hanya menggunakan batok kelapa berkualitas terbaik dari Sulawesi dan beberapa daerah di Indonesia. Proses produksi pun kami lakukan dengan sangat hati-hati, mulai dari pemilihan bahan baku, pengarangan, penggilingan, hingga pengemasan," jelas Gregori, ahli produksi CTKI.
Mengapa Indonesia Jadi Nomor Satu?
Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kelapa terbaik di dunia. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri bagi CTKI.
"Tanah dan iklim Indonesia sangat cocok untuk menghasilkan kelapa berkualitas tinggi. Hal ini membuat charcoal dari Indonesia menjadi yang terbaik di dunia," tutur Wilson.
Proses Produksi yang Teliti
CTKI memiliki proses produksi yang sangat detail dan terukur untuk menghasilkan shisha charcoal berkualitas ekspor.
Pemilihan Bahan Baku: Batok kelapa dipilih berdasarkan kualitas dan karakteristiknya.
Pengarangan: Batok kelapa dibakar dengan teknik khusus untuk menghasilkan arang yang sempurna.
Penggilingan: Arang batok kelapa digiling menjadi tepung halus.
Pencampuran: Tepung arang dicampur dengan tapioka dan air hingga merata.
Pencetakan: Adonan arang dicetak menjadi berbagai bentuk, seperti kubus, hexagonal, dan lainnya.
Pengeringan: Arang yang sudah dicetak dikeringkan untuk mengurangi kadar air.
Pengemasan: Arang dikemas dengan rapi dan siap untuk diekspor.
Tantangan dan Solusi
Dalam menjalankan bisnis ekspor, CTKI tentu menghadapi berbagai tantangan.
"Tantangan terbesar kami adalah menjaga kualitas produk agar tetap stabil. Setiap batok kelapa memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga kami harus pintar-pintar melakukan blending agar kualitas arang tetap terjaga," ungkap Wilson.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, CTKI melakukan kontrol kualitas yang ketat di setiap tahap produksi.
"Kami memiliki tim QC yang terlatih untuk memastikan bahwa setiap produk yang kami hasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan," tegas Gregori.
Pemasaran dan Distribusi
CTKI menggunakan berbagai strategi pemasaran untuk menjangkau pasar internasional.
"Kami aktif mengikuti pameran-pameran internasional dan membangun jaringan dengan distributor di berbagai negara," jelas Wilson.
Saat ini, produk CTKI telah diekspor ke berbagai negara di dunia, seperti Amerika Serikat, Australia, Jerman, Spanyol, dan negara-negara di Timur Tengah.
Pesan untuk Pelaku UMKM
Wilson Gosalim berpesan kepada para pelaku UMKM untuk tidak mudah menyerah dan terus berinovasi.
"Jika kita memiliki produk yang berkualitas dan mampu menjaga konsistensi, pasti ada pasar untuk produk kita," ujarnya.
Peluang Bagi Petani Kelapa
Kesuksesan CTKI juga membuka peluang bagi petani kelapa di Indonesia.
"Kami membutuhkan pasokan batok kelapa dalam jumlah besar. Ini adalah peluang bagi petani kelapa untuk meningkatkan pendapatan mereka," kata Wilson.
Mari Dukung UMKM Indonesia
Kisah sukses PT. Coco Total Karbon Indonesia adalah contoh bahwa produk UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Mari dukung terus UMKM Indonesia agar semakin banyak produk berkualitas yang bisa diekspor ke seluruh dunia. (*)